Senin, 30 November 2015

sejarah pandeglang



Sejarah Pandeglang

Kabupaten Pandeglang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia. Ibukotanya adalah Pandeglang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudra Indonesia di barat dan selatan. Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan (di sebelah barat, dipisahkan dengan Selat Panaitan), serta sejumlah pulau-pulau kecil di Samudra Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil. Semenanjung Ujung Kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa, dimana terdapat suaka margasatwa tempat perlindungan hewan badak bercula satu yang kini hampir punah.
Pusat perekonomian Kabupaten Pandeglang terletak di dua kota yakni Kota Pandeglang dan Labuan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang merupakan dataran rendah dan dataran bergelombang. Kawasan selatan terdapat rangkaian pegunungan. Sungai yang mengalir diantaranya Sungai Ciliman yang mengalir ke arah barat, dan Sungai Cibaliung yang mengalir ke arah selatan.

Batu Ngamprak
Setelah ia temukan bahannya, Kibuyut Papak segera membakar bahan tersebut pada sebuah batu yang oleh masyarakat disebut Batu Ngamprak, batu bekas membakar bahan itu pun dipercaya lokasinya terdapat di daerah Kampung Kabayan Cikole.

Batu Belah
Kemudian setelah bahan tersebut dibakar, Kibuyut Papak mencoba untuk mulai memukul-mukulnya, layaknya seorang pande. Bahan yang telah dibakar tersebut diletakan pada sebuah batu, untuk dibentuk menjadi sebuah gelang, karena kekuatan bahan gelang tersebut, batu itu tidak dapat menahannya, oleh karena itu sampai sekarang batu tempat meletakan bahan gelang itu oleh masyarakat disebut dengan Batu Belah.

Citaman
Proses berikutnya, Kibuyut Papak memerlukan tempat yang terdapat cukup air untuk mendinginkan gelang yang telah dibuatnya. Dan untuk mencelupnya, Kibuyut Papak menuju ke daerah Citaman yang masih terletak di Kelurahan Kabayan.
Kibuyut Papak akhirnya dapat menyelesaikan tugasnya, gelang yang telah ia buat, ia serahkan kepada Sultan. Atas jasanya Sultan Hasanudin akhirnya mengangkat Kibuyut Papak sebagai penasehatnya. Dan tempat dimana ia membuat gelang tersebut sekarang dikenal dengan nama Pandeglang yang berasal dari dua suku kata Pande dan Gelang.
Itulah kisah atau cerita yang disampaikan Juru Kunci atau Kuncen Makam Kibuyut Papak.

Versi lainnya lagi
Pandeglang berasal dari kata “Paneglaan” yang artinya tempat melihat ke daerah lain dengan jelas. Hal ini seperti dikemukakan dalam salah satu Buku “Pandeglang itu asal dari kata Paneglaan, tempat melihat ke mana-mana”. Sedikit kita nanjak ke pasir, maka terdapat sebuah kampung namanya “Sanghiyang Herang” patilasan orang dahulu, awas (negla) melihat kemana-mana yaitu “Pandeglang sekarang”.
Dibeberapa tempat di Pandeglang, banyak tempat yg dpt dipergunakan memandang Panorama dari atas bukit.
Pandeglang berasal dari kata “Pani-Gelang” yang artinya “tepung gelang”. Pada Tahun 1527 Banten jatuh seluruhnya ke tangan Syarif Hidayatullah yang kemudian diperkuat untuk kepentingan perdagangan. maka dikatakan banten sudah pani gelang atau tepung gelang menjadi kekuasaan Syarif hidayatullah.
Dan masih ada beberapa versi lagi mengenai nama Pandeglang yang tidak saya sampaikan disini.....

Sejarah labuan, pandeglang
Kacamatan Labuan
Labuan adalah daerah di pesisir laut di selat sunda merupakan daerah yang strategis didaerah pesisir. Bukti dari daerah itu strategis biasa di lihat dari peninggalan atau merupakan situs sejarah sisa perang dunia ke dua yaitu adanya dua bangunan benteng pertahanan sisa perang zaman Jepang. dimana tempat sejarah itu didaerah Kalurahan Desa Teluk, dengan di daerah kelurahan Desa Cigondang. adanya dua tempat sejarah itu jelas merupakan bukti Jepang memilih daerah Labuan sebagai tempat yang pas untuk diduduki, sebab banyak daerah lain yang sama adanya dipinggir laut. tapi Labuan yang pas di pakai penjajah.bahkan banyak sisa zaman dahulu di daerah labuan. yaitu: benteng jembatan dua, benteng loterdam, dan kereta api.